Ketua Umum LSM GMBI Hadiri Diklat Transformasi 4.0 Gelombang 1 Tahap Akhir Jabar dan DKI

https//www.lsm-gmbi.org – Bandung, Ketua Umum yang sekaligus pendiri LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) menghadiri diklat transformasi 4.0 LSM GMBI gelombang pertama di tahap akhir dengan para peserta diklat para Ketua dan Sekretaris wilter serta distrik dari dua Provinsi yaitu Jawa Barat dan DKI Jakarta yang digelar di padepokan Al-Fauzan Kabupaten Bandung pada Sabtu (20/08/2022).
Dalam penyampaiannya ketua umum DPP LSM GMBI Mochamad Fauzan Rachman, SE,, menghimbau kepada seluruh anggota LSM GMBI agar lebih memahami sistem lembaga sebagai kiblatnya para kader atau anggota yang notabene berkiblat pada manusia.
Selain pemaparannya terkait sistem kelembagaan yang ada di tubuh GMBI Bapak Fauzan juga mengingatkan berbagai sosial diantaranya selain sosial kontrol juga para kader harus menguasai sosial politik dan sosial budaya demi menegakan Amar Makruf Nahi Munkar.
“Pada dasarnya kita sebagai anggota LSM GMBI sejak dari awal juga sering saya sampaikan bahwa semua kader LSM GMBI selain mengetahui Peraturan Organisasi (PO) para anggota itu wajib memahami sistem yang diterapkan di tubuh GMBI, jika kita memahami sistem itu maka para kader GMBI dimanapun itu tidak akan berkiblat kepada manusia, loyalitas anggota itu berkiblat kepada sistem bukan kepada manusia, sehingga disaat ada permasalahan di seorang pemimpin baik itu di distrik, wilter ataupun di dewan pimpinan pusat jika kita memahami sistem maka roda organisasi tetap berjalan, tetapi sebaliknya jika berkiblat pada manusia maka tamatlah sampai disitu,” Jelasnya.
“Apalagi tujuannya GMBI itu adalah menciptakan kader anak bangsa yang bermoral dan berkwalitas solid jujur serta berani (lanjutnya) dan sebagai kader GMBI itu tidak hanya menjalankan sosial kontrol saja, tetapi kita juga harus menguasai sosial ekonomi, sosial politik, sosial budaya, seperti sosial politik salah satu contohya (agung/sekdis smd/red) dia itu kader GMBI yang sudah mewakili di legeslatif sebagai anggota dewan dari lembaga kita, dan banyak lagi seperti sosial lainnya demi menegakan amar makruf nahi munkar,” Imbuh Ketum LSM GMBI.
Menurut Ketum kader GMBI itu bukan memiliki karakter petarung akan tetapi para kader GMBI harus memiliki karakter pejuang untuk berkorban dan siap untuk mengabdi dimanapun, sebab menurutnya kader GMBI itu bukan berarti masyarakat bawah tetapi menaungi masyarakat bawah yang terzholimi tertindas dan termajinalkan, maka dari itu anggota GMBI harus memiliki bekal ilmunya demi membantu masyarakat bawah yang membutuhkan.
“Kader GMBI itu bukannya harus memiliki karakter petarung, tetapi kader GMBI dimanapun harus memiliki karakter pejuang berani berkorban dan siap untuk mengabdi, sebab GMBI itu bukan berarti kita masyarakat bawah, tetapi justru kita yang membantu masyarakat bawah yang terzholimi, atau terabaikan, umumnya masyarakat yang membutuhkan, demi mengangkat harkat martabat masyarakat yang termajinalkan, umumnya masyarakat Indonesia, maka kuatkan dan pelajari keilmuannya di GMBI,” Tegasnya***
Editor : denikusumah@gmail.com